Pages

Friday, April 10, 2015

Potret Samudra Hindia dari Watu Ulo dan Tanjung Papuma

Setelah beradu argumen dengan suami yang menghabiskan keringat, tenaga, pikiran dan waktu selama berminggu minggu, akhirnya keputusan tertuju pada Tanjung Pamuma #Horee akhirnya bisa liburan. Suntuk klo dirumah terus, yang diliat cuman tembok. Dan keputusan diambil tepat sehari sebelum hari-H, dasar suami senengnya acara mendadak >_<

Mulailah hari kamis tgl 2 April 2015 aku tanya-tanya sama mbah google tentang Tanjung papuma, berapa lama perjalanan yg ditempuh, ada penginapan ato tidak, dan kira-kira butuh biaya berapa. Rencana long weekend yg bertepatan dengan closingan laporan di awal bulan benar-benar bikin diriku repot #Fiuhh tapi gpp.. demi LIBURAN #haha

Berhubung minim sekali info tentang penginapan di Tanjung papuma, adanya juga Tanjung Papuma Resort yg kudapat dari booking.com dan sayang sekali, tidak ada option booking untuk penginapan tersebut. Yasudahlah pokoknya bondo nekat wae, klo misal kita kesana gak dapet penginapan, ya terpaksa cari penginapan di Jember.

Jarak Surabaya - Papuma
Jumat pagi jam 05.00 kita berangkat dari Surabaya dengan Kuda kesayangan kami. Kalau dilihat dari Google navigation sih harusnya perjalanan hanya ditempuh dalam waktu 4 jam 22 menit, tapi prakteknya kami membutuhkan waktu 9 jam untuk sampai ke Papuma. Gak heran juga sih, karena ada truk mogok di probolinggo yang menyebabkan macet panjang dan mungkin sekitar 1 jam kita terjebak dalam kemacetan, trus kita juga banyak berhentinya, seperti mampir pom bensin untuk buang air kecil, mampir warung dan juga mampir masjid.

Kami mengambil rute yang melewati pantai watu ulo, karena kami tidak melihat petunjuk yang mengarahkan langsung ke Tanjung Papuma, alhasil kita harus bayar tiket 2 kali. Tiket pertama adalah tiket mamasuki area pantai Watu Ulo sebesar Rp. 7500,-/orang dan tiket kedua adalah tiket memasuki area pantai Tanjung Papuma sebesar Rp. 20.000,-/orang.

Sesampainya di Tanjung papuma, pikiran kita hanya terbersit seputar penginapan, penginapan dan penginapan. Kami belum bisa menikmati pemandangan pantai jika kami belum mendapatkan penginapan, dan ternyata benar dugaan kita.. kalau penginapan yang ada di dalam area pantai Tanjung Papuma udah full semua #Hiks.

Lalu kita keluar area papuma, untuk cari penginapan. Berhubung sepanjang perjalanan di watu ulo kami melihat ada cottage di tepi pantai, akhirnya kami memutuskan untuk kembali lagi masuk ke Watu ulo. Alhamdullillah kami tidak harus membayar tiket masuk lagi, kami ceritakan pada bapak penjaga gerbang Watu ulo kalau kami butuh penginapan dan Bapak tersebut memberi info kalau di Watu ulo ada perumahan warga yang bisa disewa trus cottage yg kami lihat di watu ulo itu ternyata udah tutup.

Penginapan "Pak Cip" namanya, lokasinya tepat berada di depan pantai Watu Ulo. Biaya sewa Rp.200.000,-/malam, yah lumayan mahal sih klo standartnya seperti homestay, tapi mau gimana lagi there's no choice.

Jalan-jalan sore di Pantai Watu ulo, suasana sepi sekali serasa di pantai pribadi #hehe apa karena memang sepi pengunjung atau karena habis turun hujan deras (jadi pengunjung udah pada pulang)?. Ditemani oleh terpaan angin dan ombak laut yg besar membuat suasana semakin romantis #ciee. Tapi sayang sekali, pemandangan yg indah di Watu ulo tidak dibarengi dengan upaya menjaga kebersihan, terbukti dengan banyaknya sampah yg bertebaran di tepi pantai #Hiks sedih ngeliatnya, karena ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yg belum sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Lokasi : Watu ulo ... Abaikan mainannya hehe
Lokasi : Watu ulo
Karena sudah adzan maghrib, kami kembali ke penginapan. Saya order nasi goreng pada pemilik penginapan dan ternyata rasanya gak terlalu enak dan harganya itu loh mahal bingitz Rp.15.000/porsi. Klo tau gini, mending makan malam sekalian di depan pantai watu ulo, rasanya mantap dan harganya juga gak mahal.

Keesokan harinya kami bergegas menuju Pantai Pasir Putih Malikan yg disingkat menjadi Papuma/Tanjung Papuma. Pantai Papuma terletak disebelah barat Watu ulo dengan dipisahkan oleh tebing yang tinggi dan kawasan gunung Wanawisata Watangan. Agak kaget ketika kami melewati gerbang pintu masuk Tanjung Papuma, karena tanjakan yang cukup tinggi dan kelokan yang amat tajam membuat suami konsentrasi penuh (lumayan mirip dengan perjalanan ke Pantai Sendang Biru Malang).

denah wisata tanjung papuma
Pasir putih dan tebing-tebing yang menjulang tinggi dan berdiri tegak membuat pemandangan pantai begitu eksotis. Kalau ombak sedang tenang, pengunjung bisa bermain-main air di tepi pantai tapi asal jangan jauh-jauh ya.. bahaya sekali mengingat pantai ini masih termasuk dalam jajaran pantai selatan yg terkenal memiliki ombak yang besar dan ganas. Maka dari itu disini ada larangan untuk berenang di pantai dan gak boleh main-main didekat karang karena rawan runtuh. Padahal aku kepingin banget deket2 karang.


Kepingin foto-foto, malah suami asyik sekali memotret mainan kesayangannya sampai lupa klo disampingnya ini ada istri yang cantik sekali #hahaha. Setelah puas jalan-jalan di pasir putih, kami menuju bukit untuk melihat pemandangan dari atas. Perjalanan ke atas bukit membuat kami ngos2an dan kepala pusing, gara2 kami berdua gak pernah olahraga mungkin ya. Begitu sampai diatas, Masyaallah indah sekali ciptaan Allah SWT. Kita bisa melihat pulau-pulau yang mengelilingi pantai tanjung papuma dan tebing-tebing yg tinggi itu terlihat sangat jelas.



Sayang sekali kami tidak bisa menikmati sunrise dan sunset di Tanjung papuma. Padahal dari hasil googlingku, keistimewaan Tanjung Papuma adalah kita bisa menikmati Sunrise dan Sunset di satu tempat.



Catatan pengeluaran:
  • BBM Solar PP                       : 199.000,- (Gak sampai habis loh)
  • Penginapan "Pak Cip"             : 200.000,-
  • Tiket masuk watu ulo 2org      :   15.000,-
  • Tiket masuk Papuma 2org       :   40.000,-


Selamat menikmati indahnya Indonesia ^_^


Thursday, April 9, 2015

Belajar Fotografi Macro dengan Camera Ponsel

Ini ceritanya masih belum menemukan passion ku itu dimana, sebenarnya hobiku itu apa sih? Sudah berbagai macam kegiatan aku coba, seperti paper craft, scrapbook, menanam, memasak, menulis, belajar menggambar pun aku lakukan tapi Passion nya itu loh yg belum ketemu #galau, trus kepikiran untuk belajar memotret. Sampai suami bilang "kamu ini sebenarnya creatif, tapi kamu itu cepet bosan, belajar ini belajar itu eh pas udah dilakukan kok gak diterusin, malah kepingin yang lain!!!""" Yah sebenarnya yg dikatakan suami itu benar adanya hahaha. Aku itu gampang bosen dan banyak keinginan. Tapi kali ini aku gak ngebahas soal sifatku yg mood2an, karena pasti ceritanya bisa sampai berjilid jilid.

Berawal dari instagram, ngeliatin foto-foto orang yg bagus-bagus trus terbersitlah keinginan untuk belajar fotografi. Kata suamiku "Coba belajar motret lewat HP dulu, ntar kuajarin motret pakai kameraku (camera prosumer)". Browsing sana sini nyari tips-tips memotret pakai kamera ponsel, lalu aku tertarik dengan Fotografi Macro.

Apa sih Fotografi Makro itu? menurut Pak Guru Wiki, fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Kenapa aku tertarik dengan fotografi macro, karena kita bisa melihat sisi lain dari ciptaan Allah yang kadang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.

Aku beli lensa tambahan merk Osino yg 2in1 (Wide+Macro), menurutku lensa wide nya kurang cetar #hehe.

Ini lensa macro + wide merk osino





Dan tralalala...... berikut hasil jepretanku, harap maklum klo hasilnya tidak memuaskan para pembaca ya :-)

gantungan kunci


Laba-laba nya nih ukurannya kecil banget loh

Motret ini nih yg susah bingitz, selain hewannya gerak, tumbuhannya juga ikutan gerak karena kena angin


Gak tau ini namanya putik atau benangsari, pokoknya ukurannya kecil banget dan ada di dalam bunga


Ada suka dan duka nya loh motret macro, klo yg dipotret itu benda yg diem aja seperti tumbuhan atau benda mati sih enak banget.. tinggal siapin lensa trus jeprat jepret deh. Nah klo motret hewan bergerak tuh yg susah susah gampang #haha, bikin tangan gemeteran dan pegel. Harus konsentrasi penuh, karena nunggu moment yg tepat pas hewannya itu gak banyak gerak. Cocok untuk melatih kesabaran.

Type Ponsel : Xiaomi Redmi Note
Lensa tambahan : Osino Clip Wide+Macro
Aplikasi edit : Snapseed (agar warnanya lebih hidup)

Yuk coba motret macro ^_^